Telat banget, aku baru selesai sama Negeri Para Bedebah-nya Tere Liye. Berniat baca dari setahun lalu, tapi baru kesampean beli januari kemarin, baru sempet dilahap dua hari lalu dan langsung selesai hari itu juga. Petualangan selama dua hari yang penuh kejutan dan bikin deg-degan digambarkan dengan begitu asik dalam novel ini. Karya Tere Liye selalu bikin aku candu. Ada yang senasib?
Aku bukan mau bikin review novel ini, karenaa…, i dont know, mungkin aku harus lebih banyak belajar lagi dan mengumpulkan segenap kepercayaan diri. Aku cuma mau ngebahas salah satu dari sekian banyak quotes yang berkeliaran rapi di Negeri Para Bedebah.
Melakukan perjalanan, bertemu banyak orang, membuka diri, mengamati, memikirkan banyak hal, mencoba sendiri, adalah cara tercepat belajar. Kau bisa menjadi tukang kayu yang baik jika berhari-hari mengunjungi lapak tukang kayu yang sibuk membuat meja, kursi, pintu, dan sebagainya. Kau juga bisa menjadi tukang las, tukang cat, pembalap, penembak, penjahat, atau apapun jika menghabiskan waktu bersama orang-orang dengan profesi itu. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadarinya, menghabiskan hari dengan rutinitas itu-itu saja tapi pengetahuannya tidak berkembang. Bagaimana mungkin, misalnya, kau setiap hari menumpang kereta, tapi tidak pernah tahu bentuk ruangan masinis. Kalau kau autodidak yang baik, kau bahkan sudah bisa mengemudikan kereta, Tommi. -Opa kepada Tommi, hal 292.
Kalimat panjang itu sukses membuat aku merenung, dan mencoba flashback. Hal-hal apa aja yang bisa bikin aku belajar dengan sendirinya dalam waktu cepat? Dan lintas waktuku berakhir saat aku masih SD, entah kelas berapa, waktu lagi main PS2 bareng sepupu. Kenapa sih flashbacknya ngga berkelas banget? *ngomong sama tembok*
Waktu itu, kami sama sekali belum mengenal smartphone yang bisa menjauhkan yang dekat seperti yang kami alami sekarang. Dulu kami adalah anak polos yang hanya mengenal kartu uno dan hukuman tepungnya, berpetualang mencari harta karun (yang isinya cuma selembar kertas ucapan selamat), dan tentunya, PS2, salah satu hal termewah yang kami miliki. Tiap sepupu dateng ke rumah, rasanya seneng banget, karena pasti bisa main banyak hal sampai ketawa-ketawa ngga jelas.
Hal yang bikin aku belajar cepat dengan cara mengamati dan mencoba sendiri adalah, main games balap mobil di PS2 waktu itu. Dulu, dan sampai sekarang, aku orangnya pemalu. Malu banget saat pengen nyoba main games itu. Sepanjang permainan, aku cuma jadi penonton, dan diam-diam mengamati sambil nyoba niruin main stick visual, yang cuma ada dalam bayangan aku. Sampai akhirnya, para orang tua menyuruh kami untuk gantian, dan aku berkesempatan untuk mencoba. Hasilnya? Aku juara 2, padahal ini permainan pertamaku.
Rasanya seneng parah.
Tapi, sekarang aku malah sedih. Saat aku mencoba mengingat hal-hal apa aja yang bisa bikin aku belajar autodidak dengan cara-cara seperti quotes di atas, rasa-rasanya cuma sedikit. Sedikitnya pake banget. Semakin ke sini, rasa malas makin menjadi-jadi. Rasanya tuh, malas banget buat merhatiin lingkungan sekitar. Masalah sendiri aja udah numpuk, kalau merhatiin yang lain makin nambah pusing, pikiran jahat itu selalu terngiang.
Padahal, belajar di kelas yang gitu-gitu aja (yang kadang aku malah sibuk main hp), bakal susah ningkatin kemampuanku. Rutinitasku cuma gitu-gitu aja, dan akhirnya  aku jadi menyesal di akhir. Bersyukur banget deh ditampar pake kalimat sakti di Negeri Para Bedebah. Salut!
Oiya, pengalaman apa aja yang bikin kalian menguasai sesuatu dengan cara-cara seperti quotes di atas? Share dong, karena aku lagi kepo he he.
p.s. ga punya hape bikin aku rajin buka leptop dan nulis. is that a good news?