
Ramadhan kali ini pas banget bertepatan dengan ujian akhir semester bagi mahasiswa Unpad. Banyak banget respon yang aku dapetin dari temen-temen. Ada yang seneng karena biasanya gampang hafal kalau lagi puasa, ada yang ngeluh karena takut ngga bisa konsen kalau perut lagi kosong, ada juga yang biasa aja; no comment.
Tapi yang namanya ujian walaupun bertepatan dengan suatu momen, pasti ngga akan lepas dari satu hal: nyontek. Mencontek udah menjadi kebiasaan setiap menghadapi ujian. Susah dihilangin, iya ngga?
Padahal, mereka tau kalau nyontek adalah suatu bentuk kecurangan dan itu ngga jujur. Tiap aku tanya alesan mereka kenapa nyontek, pasti jawabannya karena terpaksa.
“Aku ngga mau ngecewain orangtua kalau sampe ip turun.”
“Aku ngga sempet belajar matkul ini.”
“Gils, materi yang aku pelajarin ngga ada satupun yang keluar! Masa mau ngosongin lembar ujian?”
Dll, dll, dll.
Mencontek karena terpaksa itu tetep ngga boleh, ngga ada izin khusus. Beda halnya dengan makan sesuatu yang haram karena terpaksa. Ngga mau ngecewain orang tua terus nyontek gitu? Tau ngga kalau kita ngga boleh mengharapkan ridha orang lain dengan mendatangkan murka Allah?
“Siapa yang mencari ridha Allah namun mengundang murka manusia maka Allah akan meridhainya dan Allah akan membuat banyak orang ridha kepadanya. Siapa yang mencari kerelaan manusia dengan mengundang murka Allah, maka Allah murka kepadanya dan Allah akan membuat banyak orang murka kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban).
Terus, apa sih sebenernya tujuan mencontek? Supaya dapet hasil yang tinggi? Hey, udah tau kan kalau Allah selalu ngeliat prosesnya; caranya, bukan hasilnya? Buat apa dapet hasil bagus kalau caranya ngga bagus?
Gaiiis, apalagi ini bulan Ramadhan, bulan yang suci, penuh berkah. Dari kecil pasti kita udah diajarin kalau ngga boleh berbohong saat puasa kan? Nyontek itu ngga jujur alias bohong. Kalau kita nyontek; bom! berkah puasanya ilang. Kita ga bakal dapet apa-apa selain laper dan haus.
Seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. At. Thabrani).
Emang sih, dari kecil kita udah dituntut untuk dapet hasil yang bagus. Yang pertama kali diliat adalah nilainya; bagus atau engga. Kebanyakan orang mengabaikan prosesnya, gimana caranya kita dapet nilai segini. Kalau nilai jelek, yaudah jelek, berarti kita ngga pinter, ngga ngerti matkul tersebut. Pada akhirnya, dorongan untuk memenuhi hawa nafsu menguasai diri demi mendapat pengakuan yang baik di mata orang lain.
“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim)
Padahal cuma nyontek, hal yang keliatannya kecil, yang ngga disadarin sering dilakuin. Tapi dampaknya sampai segitu besar.
Jadi, yuk kita sama-sama belajar untuk menghindari hal-hal yang Allah ngga suka. Jadiin momen uas saat Ramadhan sebagai tempat belajar untuk ngga curang, yang mudah-mudahan Allah bantu agar seterusnya bisa jujur di bulan-bulan yang lain. Tiap kali mau nyontek, jangan pernah lupa kalau Allah selalu ngawasin kita. Tanamkan pada diri bahwa penilaian di mata Allah adalah hal yang sangat penting dibanding penilaian orang lain.
Allah udah menjanjikan pahala yang sangat besar jika di bulan ini kita melakukan amalan-amalan baik dan menjauhi kegiatan yang Allah ngga suka. Masih mau nyontek?
p.s. ini tulisan gagal posting di teh jasmine wkwk
0 Komentar
Please kindly share your thoughts about my post below here!