![]() |
Sumber: google |
“Eh, dengerin, deh. Ada quotes bagus nih.” seruan Teh Juan sukses ngebuat kami mengalihkan perhatian kepadanya.
“Kalau jodoh pasti ketemu kok. Kenapa selama ini kamu harus menahan rasa sakit karena dia?”
Semesta berkonspirasi. Kejadian yang aku alami hari ini saling tersambung lewat benang-benang merah yang kusut. Ditambah quotes baper dari Teh Juan. Oh, men, hati ini makin tertusuk dalam!
Tadi sorepun, salah satu teman bocahku mengadu. Katanya dia udah ngga tahan sama temannya yang selalu upload foto, video dan snapgram yang berkaitan dengan pacarnya.
“Sampai upload foto mata dia yang lagi nangis karena LDR-an, dong! Ih, ngga kuat,” ujarnya sambil menunjukkan semua foto-video-snapgram kepadaku.
Aku tersenyum kecil. “Dasar bocah, kalau liat yang kaya gitu mending doain aja daripada dikepo-kepoin sampai bikin kesel sendiri.”
Dalam hati, aku merasa amat miris. Banyak dari mereka yang sibuk mengurusi urusan hatinya, sibuk dengan ke-sok-tahu-an diri bahwa dialah yang terbaik untuk diri ini. Hingga akhirnya mereka merelakan waktu berharga demi menangisi sang pujaan hati, merelakan uang demi tampil sempurna di mata dia, dan merelakan hati yang seharusnya tertuju kepada Allah demi meyakinkan diri bahwa dialah sang jodoh itu.
Padahal, kita selalu yakin bahwa suatu saat akan dipertemukan dengan sang jodoh. Yakin bahwa di Lauh Mahfudz sudah tertulis namanya, tinggal menunggu kapan Allah akan menghadirkannya. Tapi, bisikan-bisikan mulai merasuk. Hawa nafsu tumbuh perlahan, menyuburkan bibit-bibit pohon berbuah busuk.
Bahwa kita harus segera menjemputnya dengan rasa sok tahu bahwa dialah orang yang Allah janjikan.
Bahwa kita harus mulai saling mengenal lebih awal melalui ikatan yang Allah haramkan dengan alasan pacaran adalah langkah terbaik menuju ikatan yang lebih suci.
Sungguh malu, melihat mereka sibuk dengan urusan hati ‘duniawinya’ sedangkan di belahan bumi sana para remaja sedang sibuk mengatur strategi melawan kejinya pembantaian di negara mereka.
Sungguh miris, melihat banyak hal terbuang sia-sia demi sesuatu yang belum pasti adanya. Yang belum pasti akan menjadi takdirnya.
0 Komentar
Please kindly share your thoughts about my post below here!